Sabtu, 24 November 2012

ASKEP HIPERTIROIDISME


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Hormon tiroid (HT) adalah suatu hormon amino yang disintesis dan dilepaskan dari kelenjar tiroid. Hormon ini dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis HT dalam darah, yang disebut T3 dan T4. T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3 dan empat untuk T4). Sebagian besar (90%) HT yang dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1.      Tujuan umum
·         Sebagai bahan penilaian tugas dan pembelajaran mahasiswa

2.      Tujuan khusus
·         Agar seluruh pembaca,khususnya mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dan lebih mendalam lagi mengenai penyakit Hipertiroidisme,bagaimana penyebabnya,akibat yang di timbulkan,gejala klinis yang di tampakkan,penatalaksanaannya dan bagaimana proses asuhan keperawatannya




BAB II
RUMUSAN MASALAH
Asuhan Keperawatan Hipertiroidisme
Ø Pengertian Hipertiroidisme
Ø Faktor yang mengontrol TSH dan TRH
Ø Klasifikasi
Ø Penyebab / etiologi
Ø Manifestasi klinik
Ø Komplikasi
Ø Penatalaksanaan
Ø Pemeriksaan diagnostik
Ø Asuhan keperawatan


BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme  adalah  keadaan  tirotoksikosis  sebagai  akibat  dari  produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme  (Hyperthyrodism)  adalah  keadaan  disebabkan  oleh  kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam  jiwa,  umumnya  keadaan  ini  timbul  pada  pasien  dengan  dasar  penyakit Graves  atau  Struma multinodular  toksik,  dan  berhubungan  dengan  faktor  pencetus: infeksi,  operasi,  trauma,  zat  kontras  beriodium,  hipoglikemia,  partus,  stress  emosi, penghentian  obat  anti  tiroid,  ketoasidosis  diabetikum,  tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
Apakah itu tiroid ?
Kelenjar Tiroid    adalah  sejenis  kelenjar  endokrin  yang  terletak  di  bagian  bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.
Hormon Tiroid 
Hormon tiroid (HT) adalah suatu hormon amino yang disintesis dan dilepaskan dari kelenjar tiroid. Hormon ini dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis HT dalam darah, yang disebut T3 dan T4. T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3 dan empat untuk T4). Sebagian besar (90%) HT yang dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
Gambar Kelenjar Tyroid
Efek Hormon Tiroid
Sel-sel sasaran untuk HT adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer HT adalah untuk merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. HT juga tampaknya merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua fungsi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, sehingga terjadi peningkatan laju metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR), pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
HT juga tampaknya meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan frekuensi jantung dan meningkatkan responsivitas emosi. HT meningkatkan kecepatan depolarisasi otot .rangka, yang meningkatkan kecepatan kontraksi otot rangka. HT penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.

B.   Faktor yang mengontrol TSH dan TRH

·         Faktor yang Mengontrol Pelepasan Hormon Tiroid :

Rangsangan untuk pelepasan HT adalah thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dilepaskan ke dalam darah oleh hipofisis anterior. Rangsangan untuk pelepasan TSH adalah thyroid-releasing hormone (TRH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus ke dalam aliran darah portal. Hormon tiroid tampaknya bekerja pada hipotalamus, untuk menurunkan pelepasan TRH lebih lanjut, dan pada hipofisis, untuk menekan pelepasan TSH. TSH juga mungkin bekerja pada hipotalamus, untak mengurangi pelepasan TRH lebih lanjut.

·         Faktor yang Mengontrol Thyroid-Releasing Hormone :

Rangsangan yang bertanggung jawab terhadap peningkatan TRH adalah pemajanan tubuh ke suhu dingin, stres fisik dan mungkin psikologis, dan kadar HT yang rendah. Apabila pelepasan TRH dirangsang oleh suhu dingin, maka hasilnya adalah peningkatan HT dan BMR sehingga terjadi peningkatan panas tubuh dan penurunan kebutuhan untuk peningkatan TRH lebih lanjut.

Penyakit Hipertiroidisme

o   Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki  kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyakit Grave tidak diketahui, namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.

o   Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik.

o   Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang.


C.   Klasifikasi  Hipertiroidisme
     Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori: 
     1.   Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme 
     2.   Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme 
D.   Penyebab Hipertiroidisme
                Hipertiroidisme  dapat  terjadi  akibat  disfungsi  kelenjar  tiroid,  hipofisis,  atau
hipotalamus.  Peningkatan      TSH    akibat    malfungsi     kelenjar   tiroid   akan   disertai penurunan   TSH   dan   TRF   karena   umpan   balik   negatif   HT   terhadap   pelepasan  keduanya. 
                  Hipertiroidisme  akibat  rnalfungsi  hipofisis  memberikan  gambamn  kadar  HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.   Hipertiroidisme  akibat  malfungsi  hipotalamus  akan  memperlihatkan  HT  yang  tinggi  disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
      1.   Penyebab Utama  
          a.   Penyakit Grave 
          b.   Toxic multinodular goitre 
          c.   ’’Solitary toxic adenoma’’ 
     2.   Penyebab Lain 
          a.   Tiroiditis  
          b.   Penyakit troboblastis 
          c.   Ambilan hormone tiroid secara berlebihan 
          d.   Pemakaian yodium yang berlebihan 
          e.   Kanker pituitari 
          f.   Obat-obatan seperti Amiodarone  

E.   Gambaran Klinis

·         Peningkatan frekuensi denyut jantung
·         Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap   katekolamin
·         Peningkatan  laju  metabolisme  basal,  peningkatan  pembentukan  panas,  intoleran   terhadap panas, keringat berlebihan
·         Penurunan berat,  peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik) 
·         Peningkatan frekuensi buang air besar
·         Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
·         Gangguan reproduksi
·         Tidak tahan panas
·         Cepat letih
·         Tanda  bruit
·         Haid sedikit dan tidak tetap
·         Pembesaran kelenjar tiroid
·         Mata melotot (exoptalmus )

F.    Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106  oF), dan, apabila tidak diobati, kematian

G.  Penatalaksanaan

1.      Konservati
Tata laksana penyakit Graves 
·         Obat  Anti-Tiroid.  Obat  ini  menghambat  produksi  hormon  tiroid.  Jika  dosis  berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai  berikut

a.       Thioamide
b.      Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c.       Propylthiouracil  (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
d.      Potassium Iodide
e.       Sodium Ipodate
f.       Anion Inhibitor  

·         Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-  gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol  
 Indikasi : 
a.       Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
 dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
b.      Untuk   mengendalikan   tiroktosikosis   pada   fase   sebelum   pengobatan   atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
c.       Persiapan tiroidektomi
d.      Pasien hamil, usia lanjut 
e.       Krisis tiroid
Penyekat  adinergik  ß  pada  awal  terapi  diberikan,  sementara  menunggu   pasien  menjadi  eutiroid  setelah  6-12  minggu  pemberian  anti  tiroid.  Propanolol  dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu.  Setelah  eutiroid,  pemantauan  setiap  3-6  bulan  sekali:  memantau  gejala dan  tanda  klinis,  serta Lab.FT4/T4/T3  dan  TSHs.  Setelah  tercapai  eutiroid,  obat anti   tiroid   dikurangi   dosisnya dan   dipertahankan   dosis   terkecil   yang   masih   memberikan  keadaan eutiroid selama  12-24 bulan Kemudian pengobatan  dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps. 
2.      Surgical  
            a.   Radioaktif iodin                : Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar 
                                                              tiroid yang hiperaktif  
           b.    Tiroidektomi                     : Tindakan Pembedahan ini  untuk mengangkat kelenjar 
                                                               tiroid yang membesar                                               

H.  Tes  Diagnostik

·        Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.

·        Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

·        Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia



I.       PENIYMPANHAN KDM


J.     Asuhan Keperawatan

Ø Pengkajian
1.      Aktivitas atau istirahat
a.       Gejala  :  Imsomnia,  sensitivitas meningkat, Otot  lemah, gangguan koordinasi, Kelelahan berat
b.      Tanda : Atrofi otot
2.      Sirkulasi
a.       Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
b.      Tanda  :  Distritmia  (vibrilasi  atrium),  irama  gallop,  murmur,  Peningkatan tekanan  darah  dengan  tekanan  nada  yang  berat.  Takikardia  saat  istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3.      Eliminasi
Gejala  :  Perubahan  pola  berkemih  (  poliuria,  nocturia),  Rasa  nyeri  /  terbakar, kesulitan  berkemih  (infeksi),  Infeksi  saluran  kemih  berulang,  nyeri  tekan abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria  atau  anuria  jika  terjadi  hipovolemia  berat),  urine  berkabut,  bau  busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
4.      Integritas / Ego
a.       Gejala  :  Stress,  tergantung  pada  orang  lain,  Masalah  finansial  yang berhubungan dengan kondisi.
b.      Tanda : Ansietas peka rangsang
5.      Makanan / Cairan
a.       Gejala  :  Hilang  nafsu  makan,  Mual  atau  muntah.  Tidak  mengikuti  diet  : peningkatan masukan  glukosa  atau karbohidrat,  penurunan berat badan  lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
b.      Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah  ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)


6.      Neurosensori
a.       Gejala  : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
b.      Tanda  :  Disorientasi,  megantuk,  lethargi,  stupor  atau  koma  (  tahap  lanjut), gangguan  memori  (  baru  masa  lalu  )  kacau  mental.  Refleks  tendon  dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7.      Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8.      Pernapasan
a.       Gejala  : Merasa  kekurangan  oksigen,  batuk  dengan  /  tanpa  sputum  purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
b.      Tanda  :  sesak  napas,  batuk  dengan  atau  tanpa  sputum  purulen  (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat Askep Klien Hipertiroidisme
9.      Keamanan
a.       Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b.      Tanda  :  Demam,  diaforesis,  kulit  rusak,  lesi  atau  ulserasi,  menurunnya kekuatan umum  /  rentang gerak, parastesia atau paralysis otot  termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10.  Seksualitas
a.       Gejala  :  Rabas  wanita  (  cenderung  infeksi  ), masalah  impotent  pada  pria  ; kesulitan orgasme pada wanita
b.      Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif  secara menjolok. Asam  lemak  bebas  :  kadar  lipid  dengan  kolosterol meningkat
Ø Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang  lazim  terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1.      Risiko  tinggi  terhadap  penurunan  curah  jantung  berhubungan  dengan  hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2.      Kelelahan  berhubungan  dengan  hipermetabolik  dengan  peningkatan  kebutuhan energi
3.      Risiko  tinggi  terhadap  perubahan  nutrisi  kurang  dari  kebutuhan  berhubungan dengan  peningkatan  metabolisme  (peningkatan  nafsu  makan/pemasukan  dengan penurunan berat badan)
4.      Risiko  tinggi  terhadap  kerusakan  integritas  jaringan  berhubungan  dengan perubahan  mekanisme  perlindungan  dari  mata  ;  kerusakan  penutupan  kelopak mata/eksoftalmus. 
5.      Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik. 
6.      Kurang  pengetahuan  mengenai  kondisi,  prognosis  dan  kebutuhan  pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. 
7.      Risiko  tinggi  perubahan  proses  pikir  berhubungan  dengan  perubahan  fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur 

Ø Perencanaan / Intervensi. 
1.      Risiko  tinggi  terhadap  penurunan  curah  jantung  berhubungan  dengan  hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan  :
Klien  akan mempertahankan  curah  jantung  yang  adekuat  sesuai  dengan kebutuhan  tubuh, dengan
 kriteria  :
·         Nadi  perifer  dapat  teraba  normal.
·          Vital sign  dalam  batas  normal.
·         Pengisian  kapiler  normal
·         Status mental  baik
·          Tidak ada disritmia
Intervensi :
a.       Pantau  tekanan  darah  pada  posisi  baring,  duduk  dan  berdiri  jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi 
Rasional  : Hipotensi umum atau ortostatik dapat  terjadi sebagai akibat dari  vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi 
b.      Periksa  kemungkinan  adanya  nyeri  dada  atau  angina  yang  dikeluhkan pasien.
Rasional  :Merupakan  tanda  adanya  peningkatan  kebutuhan  oksigen  oleh otot jantung atau iskemia
c.        Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang  tidak normal (seperti krekels)
Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah antung meningkat pada keadaan hipermetabolik
d.      Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional  :  Dehidrasi  yang  cepat  dapat  terjadi  yang  akan  menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
e.       Catat masukan dan haluaran Askep Klien Hipertiroidisme
Rasional  :  Kehilangan  cairan  yang  terlalu  banyak  dapat  menimbulkan dehidrasi berat

2.      Kelelahan  berhubungan  dengan  hipermetabolik  dengan  peningkatan  kebutuhan energi
Tujuan  :
 Klien  akan mengungkapkan  secara  verbal  tentang  peningkatan  tingkat energi
Intervensi :
a.       Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. 
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan 
b.      Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional  : Menurunkan  stimulasi  yang  kemungkinan  besar  dapat menimbul-kan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
c.       Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
d.      Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
Rasional : Meningkatkan relaksasi

3.      Risiko  tinggi  terhadap  perubahan  nutrisi  kurang  dari  kebutuhan  berhubungan dengan  peningkatan  metabolisme  (peningkatan  nafsu  makan/pemasukan  dengan penurunan berat badan)
Tujuan :
Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
·         Nafsu makan baik.
·          Berat badan normal
·         Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a.       Catat adanya anoreksia, mual dan muntah 
Rasional  :  Peningkatan  aktivitas  adrenergic  dapat  menyebabkan  gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia 
b.      Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional  :  Penurunan  berat  badan  terus  menerus  dalam  keadaan  masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
c.       kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional  : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai

4.      Risiko  tinggi  terhadap  kerusakan  integritas  jaringan  berhubungan  dengan perubahan  mekanisme  perlindungan  dari  mata;  kerusakan  penutupan  kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan :
 Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi :
a.       Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan 
b.      Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retro-orbita
c.       Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap Askep Klien Hipertiroidisme
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d.      Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5.      Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan :
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks
intervensi :
a.       Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional  :  Ansietas  ringan  dapat  ditunjukkan  dengan  peka  rangsang  dan imsomnis 
b.      Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional  :  Rentang  perhatian  mungkin  menjadi  pendek  ,  konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
c.       jelaskan prosedur tindakan
Rasional  :  Memberikan  informasi  yang  akurat  yang  dapat  menurunkan kesalahan interpretasi
d.      Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik

6.       Kurang  pengetahuan  mengenai  kondisi,  prognosis  dan  kebutuhan  pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan  :
Klien akan melaporkan pemahaman  tentang penyakitnya dengan kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
                                                                i.      Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan 
Rasional  : Memberikan  pengetahuan  dasar  dimana  pasien  dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi 
                                                              ii.      Berikan informasi yang tepat
Rasional  :  Berat  ringannya  keadaan,  penyebab,  usia  dan  komplikasi  yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan
                                                            iii.      Identifikasi sumber stress
Rasional  :  Faktor  psikogenik  seringkali  sangat  penting  dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
                                                            iv.      Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional : Mencegah munculnya kelelahan
                                                              v.       Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional  : Pasien  yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalami  hipotiroid  yang  dapat  terjadi  segera  setelah  pengobatan  selama  5 tahun kedepan
7.      Risiko  tinggi  perubahan  proses  pikir  berhubungan  dengan  perubahan  fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan  : 
Mempertahankan  orientasi  realitas  umumnya,  mengenali  perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
a.       Kaji proses pikir pasien  seperti memori,  rentang perhatian, orientasi  terhadap
tempat, waktu dan orang 
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori  Askep Klien Hipertiroidisme
b.       Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional  :Kemungkinan  terlalu waspada,  tidak  dapat  beristirahat,  sensitifitas
meningkat  atau menangis  atau mungkin  berkembang menjadi  psikotik  yang
sesungguhnya
c.       kaji tingkat ansietas
Rasional :Ansietas dapat merubah proses pikir
d.      Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
Rasional  :Penurunan  stimulasi  eksternal  dapat  menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengara.
e.       Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional :Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/lingkungan
f.       Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
g.      Kolaborasi  pemberian  obat  sesuai  indikasi  seperti  sedatif/tranquilizer,  atau obat anti psikotik.
Rasional  :Meningkatkan  relaksasi, menurunkan  hipersensitifitas  saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir.

Ø Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
a.       Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
b.       Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
c.        Klien akan menunjukkan berat badan stabil
d.      Klien  akan mempertahankan  kelembaban membran mukosa mata,  terbebas  dari ulkus
e.       Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
f.       Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
g.      Mempertahankan  orientasi  realitas  umumnya,  mengenali  perubahan  dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab












BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hipertiroidisme  adalah  keadaan  tirotoksikosis  sebagai  akibat  dari  produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme  (Hyperthyrodism)  adalah  keadaan  disebabkan  oleh  kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam  jiwa,  umumnya  keadaan  ini  timbul  pada  pasien  dengan  dasar  penyakit Graves  atau  Struma multinodular  toksik,  dan  berhubungan  dengan  faktor  pencetus: infeksi,  operasi,  trauma,  zat  kontras  beriodium,  hipoglikemia,  partus,  stress  emosi, penghentian  obat  anti  tiroid,  ketoasidosis  diabetikum,  tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
B.     Saran


DAFTAR PUSTAKA
 Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta.
FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta Askep Klien Hipertiroidisme
 Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta
 Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta
Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta
 Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta
 Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar