BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Hormon tiroid (HT) adalah suatu hormon amino yang
disintesis dan dilepaskan dari kelenjar tiroid. Hormon ini dibentuk melalui
penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang
disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino
tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua
iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis HT dalam darah, yang
disebut T3 dan T4. T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang
terkandung (tiga untuk T3 dan empat untuk T4). Sebagian besar (90%) HT yang
dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih
bermakna. Baik T3 maupun T4
dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini,
adalah:
1.
Tujuan umum
·
Sebagai bahan penilaian tugas dan pembelajaran mahasiswa
2.
Tujuan khusus
·
Agar seluruh pembaca,khususnya mahasiswa dapat mengetahui lebih
jauh dan lebih mendalam lagi mengenai penyakit Hipertiroidisme,bagaimana penyebabnya,akibat
yang di timbulkan,gejala klinis yang di tampakkan,penatalaksanaannya dan
bagaimana proses asuhan keperawatannya
BAB
II
RUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Asuhan Keperawatan
Hipertiroidisme
Ø Pengertian
Hipertiroidisme
Ø Faktor
yang mengontrol TSH dan TRH
Ø Klasifikasi
Ø Penyebab
/ etiologi
Ø Manifestasi
klinik
Ø Komplikasi
Ø Penatalaksanaan
Ø Pemeriksaan
diagnostik
Ø Asuhan
keperawatan
BAB
III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme
(Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon
tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi
yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan
tirotoksikosis sebagai akibat
dari produksi tiroid, yang
merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah
keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon
tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan
klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa,
umumnya keadaan ini
timbul pada pasien
dengan dasar penyakit Graves atau
Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma,
zat kontras beriodium,
hipoglikemia, partus, stress
emosi, penghentian obat anti
tiroid, ketoasidosis diabetikum,
tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid
terlalu kuat.
Apakah itu tiroid ?
Kelenjar
Tiroid adalah sejenis
kelenjar endokrin yang
terletak di bagian
bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.

Hormon Tiroid
Hormon tiroid (HT) adalah suatu hormon amino yang
disintesis dan dilepaskan dari kelenjar tiroid. Hormon ini dibentuk melalui
penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang
disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino
tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua
iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis HT dalam darah, yang
disebut T3 dan T4. T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang
terkandung (tiga untuk T3 dan empat untuk T4). Sebagian besar (90%) HT yang
dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih
bermakna. Baik T3 maupun T4
dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.

Gambar Kelenjar Tyroid
Efek Hormon Tiroid
Sel-sel sasaran untuk HT adalah hampir semua sel di dalam
tubuh. Efek primer HT
adalah untuk merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan
metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. HT juga tampaknya merangsang
kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua fungsi bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan energi oleh sel, sehingga terjadi peningkatan laju metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR),
pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
HT juga tampaknya meningkatkan responsivitas sel-sel
sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan frekuensi jantung dan
meningkatkan responsivitas emosi. HT meningkatkan kecepatan depolarisasi otot .rangka, yang meningkatkan
kecepatan kontraksi otot rangka.
HT penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan
dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
B.
Faktor yang mengontrol TSH dan TRH
·
Faktor yang
Mengontrol Pelepasan Hormon Tiroid :
Rangsangan untuk pelepasan HT
adalah thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dilepaskan ke dalam darah oleh
hipofisis anterior. Rangsangan untuk pelepasan TSH adalah thyroid-releasing
hormone (TRH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus ke dalam aliran darah portal.
Hormon tiroid tampaknya bekerja pada hipotalamus, untuk menurunkan pelepasan
TRH lebih lanjut, dan pada hipofisis, untuk menekan pelepasan TSH. TSH juga
mungkin bekerja pada hipotalamus, untak mengurangi pelepasan TRH lebih lanjut.
·
Faktor yang
Mengontrol Thyroid-Releasing Hormone :
Rangsangan yang bertanggung jawab
terhadap peningkatan TRH adalah pemajanan tubuh ke suhu dingin, stres fisik dan
mungkin psikologis, dan kadar HT yang rendah. Apabila pelepasan TRH dirangsang
oleh suhu dingin, maka hasilnya adalah peningkatan HT dan BMR sehingga terjadi
peningkatan panas tubuh dan penurunan kebutuhan untuk peningkatan TRH lebih
lanjut.
Penyakit
Hipertiroidisme
o
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah
suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.
Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid
(thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi
tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan
TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab
penyakit Grave tidak diketahui, namun tampaknya terdapat predisposisi genetik
terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena adalah wanita berusia
antara 20an sampai 30an.
o
Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid
akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan
hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang
tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT
disebabkan oleh pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme
tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan
hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal.
Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar tidak dapat
mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap
memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap
mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik.
o
Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau
penyakit hipotalamus, walaupun jarang.
C. Klasifikasi Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan
Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan
Hipertiroidisme
D. Penyebab Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat
terjadi akibat disfungsi
kelenjar tiroid, hipofisis,
atau
hipotalamus. Peningkatan TSH
akibat malfungsi kelenjar
tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena
umpan balik negatif
HT terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat
rnalfungsi hipofisis memberikan
gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT
yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular
goitre
c. ’’Solitary toxic
adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara
berlebihan
d. Pemakaian yodium yang
berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti
Amiodarone
E. Gambaran Klinis
·
Peningkatan frekuensi denyut jantung
·
Peningkatan tonus otot, tremor,
iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
·
Peningkatan laju
metabolisme basal, peningkatan
pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat
berlebihan
·
Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan
baik)
·
Peningkatan frekuensi buang air besar
·
Gondok (biasanya), yaitu peningkatan
ukuran kelenjar tiroid
·
Gangguan reproduksi
·
Tidak tahan panas
·
Cepat letih
·
Tanda
bruit
·
Haid sedikit dan tidak tetap
·
Pembesaran kelenjar tiroid
·
Mata melotot (exoptalmus )
F. Komplikasi
Komplikasi
hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid
storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila
tidak diobati, kematian
G. Penatalaksanaan
1. Konservati
Tata
laksana penyakit Graves
·
Obat
Anti-Tiroid. Obat ini
menghambat produksi hormon
tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah
sebagai berikut
a.
Thioamide
b.
Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c.
Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis
maksimal 2.000 mg/hari
d.
Potassium Iodide
e.
Sodium Ipodate
f.
Anion Inhibitor
·
Beta-adrenergic reseptor antagonist.
Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-
gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
a. Mendapat
remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan
tiroktosikosis.
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada
fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan
tiroidektomi
d. Pasien
hamil, usia lanjut
e. Krisis
tiroid
Penyekat
adinergik ß pada
awal terapi diberikan,
sementara menunggu pasien
menjadi eutiroid setelah
6-12 minggu pemberian
anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol
setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6
bulan sekali: memantau
gejala dan tanda klinis,
serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid,
obat anti tiroid dikurangi
dosisnya dan dipertahankan dosis
terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi
remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan,
pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap
eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a.
Radioaktif iodin :
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar
tiroid
yang hiperaktif
b.
Tiroidektomi : Tindakan
Pembedahan ini untuk mengangkat
kelenjar
tiroid yang membesar
H. Tes Diagnostik
·
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan
T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di
tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
·
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak
serum
· Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
I. PENIYMPANHAN KDM

J. Asuhan Keperawatan
Ø Pengkajian
1.
Aktivitas atau istirahat
a. Gejala :
Imsomnia, sensitivitas meningkat,
Otot lemah, gangguan koordinasi,
Kelelahan berat
b. Tanda
: Atrofi otot
2.
Sirkulasi
a.
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
b.
Tanda
: Distritmia (vibrilasi
atrium), irama gallop,
murmur, Peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada
yang berat. Takikardia
saat istirahat. Sirkulasi kolaps,
syok (krisis tirotoksikosis)
3.
Eliminasi
Gejala :
Perubahan pola berkemih
( poliuria, nocturia),
Rasa nyeri /
terbakar, kesulitan berkemih (infeksi),
Infeksi saluran kemih
berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine encer, pucat,
kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria jika terjadi
hipovolemia berat), urine
berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan
menurun, hiperaktif ( diare )
4.
Integritas / Ego
a. Gejala :
Stress, tergantung pada
orang lain, Masalah
finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
b. Tanda
: Ansietas peka rangsang
5.
Makanan / Cairan
a. Gejala :
Hilang nafsu makan,
Mual atau muntah.
Tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
b. Tanda
: Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas
aseton)
6.
Neurosensori
a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala,
kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
b. Tanda :
Disorientasi, megantuk, lethargi,
stupor atau koma
( tahap lanjut), gangguan memori
( baru masa
lalu ) kacau
mental. Refleks tendon
dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7.
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang
tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak
sangat berhati-hati.
8.
Pernapasan
a. Gejala : Merasa
kekurangan oksigen, batuk
dengan / tanpa
sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak)
b. Tanda :
sesak napas, batuk
dengan atau tanpa
sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
Askep Klien Hipertiroidisme
9.
Keamanan
a. Gejala
: Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda :
Demam, diaforesis, kulit
rusak, lesi atau
ulserasi, menurunnya kekuatan
umum /
rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam )
10.
Seksualitas
a. Gejala :
Rabas wanita (
cenderung infeksi ), masalah
impotent pada pria ;
kesulitan orgasme pada wanita
b. Tanda
: Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :
positif secara menjolok. Asam lemak
bebas : kadar
lipid dengan kolosterol meningkat
Ø Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi
terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan
beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan
dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi
terhadap perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
4. Risiko tinggi
terhadap kerusakan integritas
jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas
berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, prognosis
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal
sumber informasi.
7. Risiko tinggi
perubahan proses pikir
berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
Ø Perencanaan / Intervensi.
1. Risiko tinggi
terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan
beban kerja jantung
Tujuan :
Klien akan mempertahankan curah
jantung yang adekuat
sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
kriteria :
·
Nadi
perifer dapat teraba
normal.
·
Vital sign
dalam batas normal.
·
Pengisian kapiler
normal
·
Status mental baik
·
Tidak ada disritmia
Intervensi :
a. Pantau tekanan
darah pada posisi
baring, duduk dan
berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan
penurunan volume sirkulasi
b. Periksa kemungkinan
adanya nyeri dada
atau angina yang
dikeluhkan pasien.
Rasional :Merupakan
tanda adanya peningkatan
kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia
c. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya
suara yang tidak normal (seperti
krekels)
Rasional : S1 dan
murmur yang menonjol berhubungan dengan curah antung meningkat pada keadaan
hipermetabolik
d. Observasi
tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan
produksi urine dan hipotensi
Rasional :
Dehidrasi yang cepat
dapat terjadi yang
akan menurunkan volume sirkulasi
dan menurunkan curah jantung
e. Catat
masukan dan haluaran Askep Klien Hipertiroidisme
Rasional :
Kehilangan cairan yang
terlalu banyak dapat
menimbulkan dehidrasi berat
2. Kelelahan berhubungan
dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi
Tujuan :
Klien
akan mengungkapkan secara verbal
tentang peningkatan tingkat energi
Intervensi
:
a. Pantau
tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara
luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan
b. Ciptakan
lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan
stimulasi yang kemungkinan
besar dapat menimbul-kan agitasi,
hiperaktif, dan imsomnia
c. Sarankan
pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu
melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
d. Berikan
tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
Rasional : Meningkatkan
relaksasi
3. Risiko tinggi
terhadap perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan
:
Klien akan menunjukkan
berat badan stabil dengan kriteria :
·
Nafsu makan baik.
·
Berat badan normal
·
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a. Catat
adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional :
Peningkatan aktivitas adrenergic
dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten
yang mengakibatkan hiperglikemia
b. Pantau
masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional :
Penurunan berat badan
terus menerus dalam
keadaan masukan kalori yang cukup
merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
c. kolaborasi
untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin
pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti
yang sesuai
4. Risiko tinggi
terhadap kerusakan integritas
jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata;
kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan
:
Klien akan mempertahankan kelembaban membran
mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi
:
a. Observasi
adanya edema periorbital
Rasional
: Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
b. Evaluasi
ketajaman mata
Rasional
: Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retro-orbita
c. Anjurkan
pasien menggunakan kaca mata gelap Askep Klien Hipertiroidisme
Rasional
: Melindungi kerusakan kornea
d. Bagian
kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional
: Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5. Ansietas
berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan
:
Klien akan melaporkan
ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak
rileks
intervensi
:
a. Observasi
tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional :
Ansietas ringan dapat
ditunjukkan dengan peka
rangsang dan imsomnis
b. Bicara
singkat dengan kata yang sederhana
Rasional :
Rentang perhatian mungkin
menjadi pendek ,
konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi
informasi
c. jelaskan
prosedur tindakan
Rasional :
Memberikan informasi yang
akurat yang dapat
menurunkan kesalahan interpretasi
d. Kurangi
stimulasi dari luar
Rasional
: Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6. Kurang
pengetahuan mengenai kondisi,
prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan :
Klien akan melaporkan
pemahaman tentang penyakitnya dengan
kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi
:
i.
Tinjau ulang proses penyakit dan
harapan masa depan
Rasional : Memberikan
pengetahuan dasar dimana
pasien dapat menentukan pilihan
berdasarkana informasi
ii.
Berikan informasi yang tepat
Rasional :
Berat ringannya keadaan,
penyebab, usia dan
komplikasi yang muncul akan
menentukan tindakan pengobatan
iii.
Identifikasi sumber stress
Rasional :
Faktor psikogenik seringkali
sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit
ini
iv.
Tekankan pentingnya perencanaan waktu
istirahat
Rasional : Mencegah
munculnya kelelahan
v.
Berikan informasi tanda dan gejala dari
hipotiroid
Rasional : Pasien
yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalami hipotiroid
yang dapat terjadi
segera setelah pengobatan
selama 5 tahun kedepan
7. Risiko tinggi
perubahan proses pikir
berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
Tujuan :
Mempertahankan orientasi
realitas umumnya, mengenali
perubahan
dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi
:
a.
Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan
adanya kelainan pada proses sensori
Askep Klien Hipertiroidisme
b. Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional :Kemungkinan
terlalu waspada, tidak dapat
beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis
atau mungkin berkembang
menjadi psikotik yang
sesungguhnya
c. kaji
tingkat ansietas
Rasional :Ansietas
dapat merubah proses pikir
d. Ciptakan
lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
Rasional :Penurunan
stimulasi eksternal dapat
menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso
pendengara.
e. Orientasikan
pasien pada tempat dan waktu
Rasional :Membantu
untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/lingkungan
f. Anjurkan
keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :Membantu
dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
g. Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi
seperti
sedatif/tranquilizer, atau obat
anti psikotik.
Rasional :Meningkatkan
relaksasi, menurunkan
hipersensitifitas saraf/agitasi untuk
meningkatkan proses pikir.
Ø Evaluasi
Hasil yang diharapkan
adalah :
a. Klien
akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energi
c. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
e. Klien
akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
f. Klien
akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
g. Mempertahankan orientasi
realitas umumnya, mengenali
perubahan dalam berpikir/berprilaku
dan faktor penyebab
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme adalah
keadaan tirotoksikosis sebagai
akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari
fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan
disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan
sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis
tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya
keadaan ini timbul
pada pasien dengan
dasar penyakit Graves atau
Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma,
zat kontras beriodium,
hipoglikemia, partus, stress
emosi, penghentian obat anti
tiroid, ketoasidosis diabetikum,
tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid
terlalu kuat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bare &
Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC,
Jakarta
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC,
Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001,
Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta.
FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta Askep Klien
Hipertiroidisme
Ganong, 1997,
Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern
untuk Perawat, EGC, Jakarta
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi
9), EGC, Jakarta
Hinchliff,
1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta
Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi,
EGC, Jakarta
Sherwood,
2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta
Sobotta,
2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar